Agrowisata Pasar Sayur, Konsumen Datang dan Petik Sendiri

Agrowisata Pasar Sayur, Konsumen Datang dan Petik Sendiri

Metode penanaman dengan cara hidroponik mulai banyak digemari. Ada yang hobi akibat terpaksa #DirumahSaja gegara pandemic. Ada juga yang sengaja menanam hidroponik untuk produksi. Terutama sayur mayur dengan kualitas tinggi. Bahkan menjadi agrowisata.

Laporan: ASEP SAEPUL MIELAH, Cirebon

SEPERTI yang dilakukan Griya Hidroponik Cirebon (GHC). Salah satu pusat hidroponik yang berada di jalan Sultan Ageng Tirtayasa, Kedawung ini, hadir dengan mengusung konsep berbeda.

Nugrah Trihadi, pengelola Griya Hidroponik Cirebon mengungkapkan, pihaknya mulai berdiri dan memproduksi sayur mayur segar dengan sistem tanam hidroponik, sejak Desember akhir tahun lalu.

Selain untuk merambah sektor bisnis, GHC yang dimotori lulusan IPB ini, memiliki tujuan untuk mulai membumikan hidroponik sebagai salah satu alternatif cara bercocok tanam. Terutama di wilayah Cirebon yang memiliki suhu panas lebih tinggi.

\"Selain produksi, kita juga bisa katakan ini agrowisata edukasi. Karena selain bisnis, kita ingin memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa Cirebon yang terkenal panas bisa dijadikan lahan untuk hidroponik. Itu modal awal kita,\" ungkap Nugrah kepada Rakyat Cirebon, kemarin.

Konsep awal yang disusun, lanjutnya, ia ingin membangun sebuah pasar berkonsep hidroponik. Di GHC, ada sebuah ruangan yang dinamai Green House yang dipenuhi tanaman hidroponik. Itu merupakan pasar bagi konsumen yang ingin berbelanja sayuran segar.

Green House yang berdiri di atas lahan seluas 400 meter persegi tersebut, memiliki 12 ribu lubang tanam. Dan ada sekitar 10 jenis sayuran yang ditanam di sana. Seperti Lolla Rosa, Kale, Pakchoy, Selada Hijau, Pagoda, Bayam Merah, Kangkung, Bayam Hijau, Caisim dan Kailan.

GHC sendiri, memiliki ritual yang dilakukan setiap hari Sabtu. Yakni menyemai tiga ribu benih untuk disemai selama dua hari. Setelah mulai terlihat tumbuh, maka dipindah ke lubang-lubang tanam di Green House.

Selain 10 jenis sayuran di atas, GHC juga tengah mengembangkan beberapa tanaman. Di antaranya buah melon, tomat cherry, markisa dan juga daun mint. Itu belum masuk list yang dijual karena masih masa percobaan.

Sejak dibuka untuk masyarakat umum, kata Nugrah, tak hanya konsumen yang ingiin berbelanja sayuran segar saja yang datang. Bahkan tak sedikit masyarakat yang datang hanya untuk berswafoto di Green House.

\"Konsumen datang, masuk ke Green House. Milih sendiri. Kami cuci dan timbang. Selain itu, kami juga buka layanan delivery. Ditambah dengan manajemen tanam yang kita siapkan, produk bisa tersedia setiap hari. Yang sekadar ingin belajar juga kami layani,\" bebernya.

Lebih detail Nugrah menuturkan, mengenai sistem tanam hidroponik, jika dibandingkan dengan cara tanam konvensional, ada beberapa kelebihan yang dimiliki. Salah satunya, tanaman hidroponik 100 persen bebas pestisida, sehingga tidak berbahaya dan bebas hama.

Selain itu, dengan bebas pestisida, maka sayuran yang dipanen tidak akan disortir karena sudah terjamin kesegarannya. Berbeda dengan cara tanam konvensional, hasil panen akan melalui proses sortir untuk memilah mana yang benar-benar segar.

Sumber: